Reforma agraria : gerbang bagi perubahan Indonesia


                      
Oleh : Mayshiza Widya*

“…Beberapa juta jiwa sekarang hidup dalam keadaan pagi makan, petang tidak. Mereka tidak bertanah dan beralat lagi, tidak berpengharapan dibelakang hari. Kekuasaan atas tanah pabrik, alat-alat pengangkutan, dan badan perdagangan, kini semuanya dipusatkan dalam tangan beberapa sindikat…”, (Tan Malaka)


Tokoh :


Mengenang Che; Revolusi Sampai Mati


”Kewajiban paling suci seorang pejuang, berjuang menentang imperialisme dimana pun ia berada”,

Itulah pesan yang selalu diajarkan oleh Ernesto ”che” guevara kepada orang-orang yang dijumpainya. Yang menyebabkan pula ia mampu bertanah dalam kelaparan untuk menunaikn kewajiban revolusinya. Baginya, manusia bukan seongkok perut. Ia percaya bahwa laparnya demi martabat yang membuat dirinya hidup terus dalam semangat seorang gerilyawan. Sebagaimana yang diungkapkannya;
”...perhatian pertama seorang gerilyawan bukanlah untuk menyelamatkan diri, tapi bagaimana mati secara terhormat. Setiap gerilyawan harus siap mati, bukan mempertahankan gagasan, tetapi mentransformasikannya dalam realitas. Setiap gerilyawan hrus menunjukkan upaya moral tanpa cela dan kontrol diri yang ketat... dia harus menjadi seorang yang asketik, dan harus selalu menolong petani secara teknis, ekonomis, moral, dan kultural.”

Golputmu, golput yang mana?


Oleh : Mayshiza Widya.*
“Pemilihan umum telah menipu kita
Seluruh rakyat di paksa gembira
Hak demokrasi dikebiri, rakyat kita belum merdeka
Wakil rakyat tidak dapat dipercaya, untuk itu kita golput saja…”
Kutipan lagu “Golput” yang diplesetkan dari lagu “Pemilihan umum” kerap kali terdengar dicuping telinga kita oleh para aktivis pergerakan yang melakukan aksi demonstrasi. Mereka memberikan pernyataan, bahwa “Golput” dianggap sebagai sikap politik dalam pemilihan bupati, guberrnur, wali kota, bahkan presiden. Hal ini tidaklah mengherankan, teriakan “Golput” disepanjang jalan tersebut bisa jadi sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem yang sudah bobrok di negeri ini.

Land Reform atau Penghianatan Rakyat?


  Oleh: Mayshiza Widya

“Hak atas tanah apa pun yang ada pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bgi masyarakat”, (Penjelasan II, 4 UUPA)

Pengen Kaya Ternyata Mudah!



Nama buku      : The cashflow quadrant
Penulis             : Robert T Kiosaki, Sharon L. Leachter. CPA
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : 18, 2006
Tebal               : viii + 330

Memorial; Mengenang Kemerdekaan


Kemerdekaan yang terkoyak
Oleh Mayshiza Widya*

17 agustus 1945, pukul 09.52 WIB, dua orang tokoh nasional bernama Soekarno dan Moh. Hatta berhasil memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia yang tentu saja hal tersebut disambut dengan gegap gempita dan sorak sorai oleh seluruh rakyat. Kata “Merdeka” yang telah dinantikan selama berabad-abad itu ternyata bukan hanya sebuah uforia semu. Tantangan untuk menciptakan sebuah Negara yang bebas dari keterbelakangan dan penindasan menjadi mimpi baru dalam mengisi kemerdekaan. Rasa nasionalisme yang tinggi terhadap Negara terus dipupuk untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia. Dan berbagai cara pun dilakukan, seperti; membuat dasar hukum yang menjadi pijakan dalam menentukan sikap bangsa (Pancasila dan UUD 1945), membangun infrastruktur Negara, dan seterusnya.

Kudus dan Persoalan Finansial Masyarakat



Oleh Mayshiza Widya*


Kasus Lokalitas Mengalihkan Isu Nasional
 Dan benar saja, uang telah menyulap kekritisan menjadi sikap loyal yang bebal. Persoalan finansial masyarakat kian kompleks dan seolah mengalami kebuntuan dalam penyelesaiannya. Perhatian masyarakat terfokus pada beragamnya kasus lokalitas yang terjadi di berbagai daerah. Misalnya, kecanggihan tekhnologi menjadikan youtube menjadi trend setter. Maka tak heran muncullah gangnam style yang belum berhenti menjadi tranding topic di komunitas jejaring social; twitter dan facebook. Bahkan video kampanye yang sempat dibuat pendukung pasangan cagub dan cawagub jokowi-ahok tak kalah hangat jadi buah bibir di infotainment. Kedua video kreatif itu tentu saja mengalahkan video asusila Ariel Vs Luna dan Ariel Vs Cut tari yang juga diunggah di youtube. Bahkan video lips sing shinta jojo membawakan lagu keong racun; Udin dan lagunya Udin Sedunia;  juga Norman kamaru yang berjoget india bak badai yang telah berlalu, dan tak lagi terdengar gaungnya. 

Ritual Hamil Dan Melahirkan Di Lereng Gunung Muria


Bukan suatu hal yang baru lagi jika banyak negara di dunia mempunyai ritual kehamilan yang ajaib. Yang kemudian dipercaya akan membawa banyak manfaat apabila dipatuhi dan menimbulkan efek buruk ketika dilanggar, baik bagi wanita yang hamil maupun bagi janin dalam kandungannya. Fenomena ini barangkali dianggap tidak logis karena tidak dilatarbelakangi dengan penjelasan ilmiah mengapa hal tersebut diberlakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang mentradisi secara turun temurun dari nenek moyang. Bahkan nyaris tidak ada yang mengetahui sejak kapan tradisi ini dimulai dan siapa orang yang pertama kali membawa dan menanamkan ritual tersebut di masyarakat.

Manuskrip 01


 
Telah terbit
 
Manuskrip Ketuhanan : Dialektika Cinta
--Cirebon : Goresan Pena Publishing, 2013
102 hlm. ; 13 x 19 cm

Copyright © 2013 by Mayshiza Widya

Penulis : Mayshiza Widya
Editor : Mayshiza Widya
Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing
Desain Sampul : Mayshiza Widya
ISBN : 978-927-9036-78-1

harga : Rp.30.200,-

untuk pemesanan : ketik MKDC_NAMA_ALAMAT_JUMLAH kirim ke 085 221 422 416 atau ke 085726307598